Perkongsian

Friday, March 12, 2010

Tergerak hati untuk mencari artikel ini bila terlalu banyak kes disekeliling melibatkan kes pengguguran dan pembuangan bayi.Just Copy paste.credit to cahaya hidayah

Oleh Ibrahim Abdullah

PENGGUGURAN bayi sama dengan pembuangan bayi. Pengguguran dilakukan menerusi suntikan maut (saline) yang dimasukkan ke dalam ketuban bayi. Cairan itu akan membakar kulit bayi secara perlahan, menyesakkan pernafasannya dan akhirnya selepas menderita selama berjam-jam, bayi itu akhirnya meninggal dunia.

Selama proses itu, bayi akan memberontak, mencuba berteriak dan jantungnya berdetik keras. Pengguguran bukan saja pembunuhan biasa tetapi cara pembunuhan keji. Setiap wanita mesti sedar dan berwaspada mengenai kes bahaya ini.

Pengguguran kehamilan pada usia enam hingga sembilan bulan dilakukan dengan cara mengeluarkan bayi itu hidup-hidup, kemudian dibunuh. Cara membunuh biasanya dilemparkan ke tempat sampah, ditenggelamkan dalam air, dipukul kepalanya hingga pecah, ditinggalkan dan dibiarkan begitu saja di mana-mana lokasi.

Proses itu sering kali tidak disedari pelaku dan wanita yang sepatutnya menjadi ibu penyayang. Mereka rasa selamat selepas melakukan pengguguran tetapi titik hitam tetap kekal dalam nurani pelaku tidak bertanggungjawab itu.

Mereka sentiasa diburu dan dihantui perasaan bersalah, berdosa dan menanggung risiko tidak berkesudahan dalam mengharungi liku-liku hidupnya. Jika diketahui pihak berkuasa, mereka akan ditahan serta dihadapkan kemuka pengadilan.

Kes pengguguran anak atau pembuangan bayi ada hubung kait dengan perzinaan. Kerana malu dan aib yang ditanggung pelaku, mereka melakukan perbuatan keji itu. Perbuatan itu disebabkan kurang fahaman ajaran agama dan kerosakan moral tidak terkawal.

Firma Allah yang bermaksud: “Janganlah kamu membunuh anak kamu kerana takut kepapaan, Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepada kamu, sesungguhnya perbuatan membunuh mereka (anak), adalah satu kesalahan (dosa) besar.” (Surah al-Israk, ayat 31)

Dalam ayat ini Allah menjamin rezeki kepada anak dan juga pelakunya (ibunya), justeru kenapa ia dibunuh atau dibuang di merata tempat? Apakah kesalahan anak atau bayi itu? Mereka yang melakukan dosa akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah pada hari pembalasan nanti.

Firman Allah yang bermaksud: “Janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan).” (Surah al-Israk, ayat 32)

Komplikasi pengguguran credit to Dokter-Online

1. Perforasi Dalam .

Kandungan Luka_Lubang & Inveksi

Melakukan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu letak uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks jangan digunakan tekanan berlebihan. Pada kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi percobaan dengan segera.

2. Luka pada serviks uteri.

Apabila jaringan serviks kerasdan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.

3. Pelekatan pada kavum uteri.

Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman. Sisa-sisa hasil konsepsi harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat. Sebaiknya kerokan dihentikan pada suatu tempat apabila pada suatu tempat tersebut dirasakan bahwa jaringan tidak begitu lembut lagi.

4. Perdarahan.

Kerokan pada kehamilan agak tua atau pada mola hidatidosa ada bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya diselenggarakan transfusi darah dan sesudah kerokan selesai dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.

5. Infeksi.

Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi.

6. Lain-lain

Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulakan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, enek, muntah dan diare.

Komplikasi yang Dapat Timbul Pada Janin:

Sesuai dengan tujuan dari abortus itu sendiri yaitu ingin mengakhiri kehamilan, maka nasib janin pada kasus abortus provokatus kriminalis sebagian besar meninggal. Kalaupun bisa hidup, itu berarti tindakan abortus gagal dilakukan dan janin kemungkinan besar mengalami cacat fisik.

Secara garis besar tindakan abortus sangat berbahaya bagi ibu dan juga janin yaitu bisa menyebabkan kematian pada keduanya.

komplikasi selepas menggugurkan kandungan bagi ibu credit to edaran salindah

"Pengguguran hanya diunjurkan sekiranya melibatkan keselamatan nyawa ibu yang terancam akibat kehamilan.


"Itupun hanya setelah mendapatkan pengesahan dua pakar yang bertauliah, barulah prosedur pengguguran itu dijalankan ketika usia kehamilan masih awal lagi iaitu sebelum empat bulan,'' katanya.


Harlina Halizah berkata, setiap kali berlakunya pengguguran ia boleh mengancam nyawa si ibu.


Ia juga merupakan satu kaedah yang kurang sesuai digunakan sebagai kaedah merancang keluarga.


Katanya, terdapat beberapa komplikasi yang akan dihadapi oleh si ibu akibat pengguguran yang tidak diawasi doktor yang bertauliah.


Antaranya, pendarahan yang tidak terkawal, mengundang kecederaan kepada organ seperti rahim dan pangkal rahim, serta boleh mengakibatkan kematian.


Selain itu, ia juga boleh mengakibatkan jangkitan kuman yang teruk pada rahim, yang menyebabkan masalah ketidaksuburan berlaku selepas itu.


Akibatnya, pada masa akan datang sekiranya pasangan suami isteri ini ingin mempunyai anak, wanita ini didapati sukar untuk mengandung lagi.


"Sekiranya suami isteri mengetahui mengenai masalah yang bakal dihadapi, sudah tentu mereka akan lebih berhati-hati sekiranya hendak merancang kehamilan.

Jadi renung renungkan lah:)

0 comments: